Untuk mendukung
penerapan link and match yang digalakkan pemerintah dalam memenuhi permintaan
pasar, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus membangun
kerjasama dengan banyak pelaku industri. Hal ini dilakukan guna memberikan
pengalaman dan wawasan bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuannya. Pada
kesempatan tersebut program Vokasi UMY melakukan penandatanganan MoU dengan 6
pelaku industri yaitu PT. Mitranata Cipta Mulia, Pt. FAC Sekuritas
Indonesia-Yogyakarta, RS PKU Muhammadiyah Bantul, PT.Rejeki Hanif Lestari, PT.
Mekar Armada Jaya, dan KM Alumunium. Penandatanganan tersebut dilakukan pada
hari Selasa (28/5) di ruang Sidang Vokasi Kampus Terpadu UMY.
Vokasi UMY Perluas Kerjasama dengan 6 Pelaku Industri |
Disampaikan oleh
Direktur Program Vokasi UMY, Dr. Bambang Jatmiko, M.Si., bahwa ini merupakan
salah satu cara UMY untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan
industri. “Kita ingin agar Vokasi dapat menghasilkan tulang punggung yang
menyokong industri Indonesia, karenanya kita perlu lulusan yang memiliki
pengalaman dan kompetensi yang sudah tersertifikasi. Ini merupakan bekal yang
bisa kita siapkan unutk para mahasiswa yang akan menjadi masa depan industri Indonesia,”
ungkapnya.
Hal tersebut juga
disampaikan oleh Fajar Riadi Dwi Sasongko, HC & GA General Manager dari PT.
FAC Sekuritas Indonesia-Yogyakarta, bahwa sertifikasi merupakan bekal yang
sangat penting dalam dunia industri. “Sertifikat pendamping ijazah akan sangat
beruna untuk menjelaskan kompetensi yang kita miliki dalam dunia industri dan
ini yang akan sangat membantu kita untuk survive di dalamnya. Misal untuk
industri pasar modal ada banyak sekali sertifikasi yang bisa diambil seperti;
Lisensi Perdagangan Efek; Penjamin Emisi Efek; Ahli Syariah Pasar Modal; dan
sertifikasi lainnya. Ini yang menjadi harapan kami bahwa selain nanti para
mahasiwa akan mendapat sertifikat magang yang memberikan pengalaman industri,
mereka juga berusaha mendapatkan sertifikasi lainnya,” ujarnya dalam sesi
diskusi setelah penandatanagan MoU.
Fajar juga berharap
agar kampus dapat memberikan pembekalan bagi mahasiswa untuk dapat mendapatkan
sertifikasi. “Misalnya dengan memasukkan materi modul yang dibutuhkan untuk
ujian sertifikasi dalam kurikulum pembelajaran. Apabila mahasiswa memiliki ini
maka ketika lulus dia tidak hanya akan diterima di pasar modal tapi juga di
industri keuangan lainnya karena kompetensi yang ia miliki memang sudah sesuai
dengan kebutuhan industri,” lanjutnya.
Fajar juga
menyebutkan bahwa dengan latar belakang UMY yang mencerminkan Islam, sektor
keuangan syariah sudah sepatutnya mendapatkan perhatian lebih. “Indonesia saat
ini hanya memiliki kurang lebih 30 ahli pasar modal syariah, dan ini tentu
tidak bisa mencukupi kebutuhan dari 271 juta masyarakat Indonesia. Industri
keuangan syariah di Indonesia sedang berkembang pesat dan untuk itu kita butuh
lulusan yang tersertifikasi untuk menjadi ahli,” paparnya.
Sumber: umy.ac.id