Di tengah hiruk-pikuk dan riuh dari arena Muktamar Pemuda
Muhammadiyah ke 17 di UMY, 25-29 November 2018 lalu, kita memaknai ada siratan
suasana tegang. Sejak sidang tanwir pra muktamar digelar, perbedaan pandangan
sudah menggejala. Tentang aturan pemilihan ketua umum dan formatur. Semual
direncanakan dengan sistem e-voting, tetapi banyak wilayah yang menolak
sehingga pembahasan berlarut dan mesti diputuskan dengan voting. Hasilnya,
sebagian besar menghendaki dengan cara manual.
Itu sepenggal cerita dari arena Muktamar. Kita berdoa semoga yang
terbaik yang terpilih. Sekarang mari kita bersama-sama belajar tentang
loyalitas dan keikhlasan dari kader KOKAM bersahaja, Santoso. Kawan-kawan biasa
memanggilnya Kolonel Santoso. Loyalitasnya tidak diragukan lagi berbagai
kegiatan siap ia ikuti. Hampir tidak menolak tugas yang dipercayakan kepadanya.
Jauh dekat, siang malam, bukan menjadi alasan untuk mangkir. Luar biasanya, ia
menempuh perjalanan dengan sepeda onthel. Bahkan berpuluh kilo meter pun ia
tempuh dengan sepeda.
Kokam dan Pemuda Muhammadiyah di wilayah DIY, sudah akrab dengan
kader dari Sleman ini. Pernah suatu ketika ia bersepeda dari Sleman sampai
Kulon Progo untuk berpartisipasi dalam kegiatan. Karena dedikasinya ini ia
sering dijuluki: Kolonel Santoso.
Ketulusannya awet, dari waktu ke waktu. Siapapun yang duduk di
jajaran kepemimpinan teras Pemuda Muhammadiyah maupun Muhammadiyah, ia tetap
semangat. Seperti dilansir pmdiy.or.id, Kang Santoso tidak memiliki handphone,
meski demikian ia seperti tidak ketinggalan informasi tentang Kokam dan
Muhammadiyah. Sepertinya memiliki mata batin yang terlatih untuk mengetahui
adanya kegiatan Muhammadiyah. Ia juga belum memiliki sepeda motor. Dan itu
bukan menjadi alasan untuk tidak hadir dalam berbagai kegiatan Muhammadiyah.
Jauh dekat ia tempuh dengan mengayuh sepeda.
Bahkan pada saat Musywil Nasyiatul Aisyiah di Wates, Kulonprogo. Ia
mengaku berangkat dari rumah am 04.00 WIB dan menempuh perjalanan berpuluh
kilometer dengan sepeda. Sampai di lokasi acara sudah jam 07.00 WIB. Pernah
juga terpaksa ia berjalan kaki ke lokasi acara karena sepeda onthelnya rusak.
Kesahajaan, loyalitas dan ketulusannya patut untuk kita teladani.
Salam hormat kami, Kolonel!
Sumber: pcpmminggir.blogspot.com