Sragen – Trensains adalah
alternative penyelesai masalah dikotomi ilmu agama dan sains. Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam yang berkemajuan, sudah mulai menyatukan ilmu-ilmu agama
dan ilmu-ilmu sains. Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din
Syamsuddin dalam acara peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA Trensains
Muhammadiyah Sragen, di desa Dawe, Banaran, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, saat peletakan batu pertama pembangunan trensains beberapa tahun lalu.
Din mengajak warga
Muhammadiyah Sragen untuk menyukseskan Muktamar 47 Muhammadiyah di Makassar.
Din menyatakan bahwa calon-calon pimpinan Muhammadiyah, baik di Pusat hingga
ranting harus punya paham keagamaan.
Din juga mendoakan agar SMA
Trensains Muhammadiyah ini bisa menjadi pilihan warga Muhammadiyah untuk
menyekolahkan putra-putrinya, bisa memberikan kontribusi yang besar bagi
Muhammadiyah khususnya Sragen. Din berpesan kepada warga Muhammadiyah Sragen,
agar meneruskan langkah besar dalam pembangunan SMA Trensains, dan berharap ini
menjadi uswah bagi yang lain.
Setelah itu Din Syamsuddin
menuju ke Gedung IPHI Sragen, untuk mengikuti Tabligh Akbar Muhammadiyah Sambut
Muktamar 47 di Makassar. Dalam rangkaian acara Tabligh akbar tersebut dirangkai
juga dengan penandatanganan kesepakatan Kerjasama (MoU) program Wakaf Mulia
LAZISMU bersama PT Pegadaian. “Kerjasama LAZISMU dengan PT Pegadaian merupakan
cara donasi dari masyarakat kepada LAZISMU melalui kantor-kantor Pegadaian yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia, donasi yang diberikan masyarakat kepada
LAZISMU akan disimpan dalam bentuk logam mulia (emas),” ujar Direktur LAZISMU,
Khoirul Muttaqin
Cak Irul, Sapaan akrabnya,
mengajak warga Muhammadiyah untuk berdonasi melalui PT Pegadaian dan
gerai-gerai Pegadaian seluruh Indonesia, dalam rangka donasi untuk pembangunan
SMA Trensains di Sragen. “Kemudahan dalam berdonasi khusus untuk pembangunan
SMA Trensains, kami inginkan masyarakat mudah dalam memberikan donasinya”,
tutupnya. (HZ)
Sumber: trensains.sch.id