ADA dua rangkaian
ayat al-Quran ((QS Al-Hijr/15: 39-40 dan QS Shâd/38: 82-83) yang menyatakan
bahwa Iblis akan mengoda semua umat manusia, dan ia pun yakin bahwa semuanya
akan 'tergoda', kecuali mereka yang disebut di dalam al-Quran dengan sebutan
'al-mukhlashîn'.
Siapakah mereka?
Mereka adalah
orang-orang yang telah mencapai puncak keikhlasan, sehingga bukan dirinya lagi
yang berusaha menjadi orang ikhlâsh (mukhlish), tetapi Allah Subhânahu Wa
Ta’âlâ yang proaktif untuk memberikan keikhlasan itu.
Seorang yang disebut
'mukhlash' adalah seseorang yang sudah tidak sadar 'lagi' kalau dirinya sedang
berada dalam posisi ikhlas. Keikhlasannya sudah merupakan bagian dari habit
(kebiasaan) dan karakternya di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga
dirnya benar-benar terbenam dalam dalam sifat ilkhlasnya yang telah melekat
sangat kuat di dalam dirinya.
Padarangkaian ayat
tersebut digunakan kata al-mukhlashîn (bentuk jamak dari mukhlash)¸
bukanal-mukhlishîn (bentuk jamak dari mukhlish). Ini menunjukkan bahwa jika
ke-ikhlâsh-an seseorang baru sampai di tingkat keikhlasan awal maka tidak ada
jaminan untuk bebas dari godaan Iblis. Orang-orang yang sudah mencapai tingkat
al-mukhlashîn bukan hanya terhindar dari cengkeraman Iblis tetapi juga
terhindar dari fitnah dan berbagai bentuk kemaksiatan.
Saat ini tidak
sedikit orang yang ditokohkan, bahkan dinggap sebagai ulama, tetapi masih
tergoda dan jatuh di dalam cengkeraman nafsunya dan perbuatan terlarang. Hal
Itu menjadi pertanda perlunya kita selalu mengasah ke-ikhlâsh-an. Kita harus
selalu memohon kepada Allah agar 'diri kita' bisa menjadi manusia yang
bermartabat mukhlash, yang oleh karenanya kita bisa menjadi orang yang selalu
terhindar dari berbagai macam godaan iblis.
Ibda' bi nafsik !!!
Sumber: FB Ustadz Muhsin Haryanto