Malang – Sulitnya mengolah sampah di suatu
kampung atau desa memang menjadi masalah serius. Jika sampah yang menumpuk
tersebut tidak segera diselesaikan secara cepat seperti membuangnya ke TPA
(tempat pembuangan akhir), maka akan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak
sehat dan masalah lingkungan lainnya.
Berangkat dari rasa
peduli lingkungan, sejumlah anak muda yang tergabung dalam Kelompok Kuliah
Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) 148 Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi tentang bagaimana mengolah sampah
agar tidak menjadi limbah yang tak memiliki nilai guna.
“Kami ingin
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi warga tentang sampah ini.
Selain itu kami juga menerapkan teori yang kami dapatkan di bangku kuliah,”
ujar Humas KKN PPM 148, Muhammad Jauzi Nafighair (14/6). Pendampingan ini
dilakukan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Menurut Jauzi,
begitu Muhammad Jauzi Nafighair akrab disapa, Kelompok KKN PPM 148 ini
merupakan KKN khusus kerja sama antara Ristek Dikti dengan UMM. Dukungan Ristek
Dikti tersebut agar mahasiswa bisa turun
tangan membantu warga menyelesaikan persoalan lingkungan, salah satunya
pengelolaan sampah.
Program KKN ini,
lanjut Jauzi selama dua bulan dimulai bulan Mei lalu hingga akhir Juni nanti.
Meskipun waktunya lama, namun efektifitas KKN dilakukan saat hari Sabtu-Minggu.
Sebagai langkah awal, tim KKN 148 melakukan sosialisasi di salah satu rumah
warga bernama Sulistyani, sekaligus ketua Program Keluarga Harapan (PKH).
Sebelum diolah,
sampah harus dipisah antara organik dan non organik. Sehingga sampah bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi serta menurunkan resiko rusaknya tanah dan
gagalnya panen di sekitar lokasi TPA. Supaya warga sadar bahaya ini, tim ini
melatih warga cara mengolah sampah menjadi barang berkah.
Jauzi menyebutkan
agar warga setempat bisa meniru salah satu tokoh lingkungan yaitu Siti Rahayu,
yang mempunyai Kepuh Kreatifia (semacam bank sampah) Dusun Kepuh Selatan,
Kepuharjo, Karangploso. Yakni dengan menjadikan sampah sebagai komoditas
ekonomi yang menghasilkan lilin, pot, sandal, dan tas.
Dikatakan Jauzi,
materi ini menjadi salah satu perhatian peserta, sebab materi ini nanti warga
dilatih mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. “Kami saat ini masih
tahap pemberdayaan serta memotivasi warga agar memilah sampah organik dan non
organik. Setelah dipilah kami ajari untuk mengolahnya,” tandasnya.
Sementara itu, Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) Musyaffak, M.Pd. menerangkankan, KKN PPM 148
merupakan KKN khusus. Pesertanya semua prodi yang sudah lulus uji seleksi.
Pelaksanaan KKN ini mengacu pada ketentuan Ristek Dikti sebagai pendukung
utama. UMM dalam hal ini bertindak sebagai pelaksana.
Mahasiswa sebelum
terjun KKN, dibekali ilmu tentang metode pemilahan sampah. Ilmu itu bisa
diterapkan untuk memberikan solusi bagi masyarakat. Diharapkan setelah dibekali
cara mengolah sampah, di masa datang bisa mengolah sampah untuk kegiatan ekonomi,
serta menurunkan resiko rusaknya tanah dan gagalnya panen. (can)
Sumber:
umm.ac.id