Oleh :
@ekosangpencerah
Sosok Muhaimin Iqbal
mungkin tak banyak dikenal publik. Petani, pengusaha dan pakar ekonomi Islam
yang telah menulis 14 buku ini merupakan alumnus SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Lahir di Nganjuk pada tahun 1963, Pak Iqbal, begitu ia akrab dipanggil banyak
berkecimpung dalam bidang ekonomi, khususnya yang berbasis syariah.
Sekira setahun yang
lalu, dalam perjalanan dari Masjid Jogokaryan ke tempat acara, di Masjid Ngijon
Sendangarum Minggir, Pak Iqbal banyak bercerita tentang cita-cita membantu
memajukan petani Indonesia. Dengan gagasan-gagasannya yang aplikatif dan masuk
akal. Ketika melewati area pertanian yang dibiarkan terlantar karena ketiadaan
air, beliau bercerita tentang usahanya membuat penampungan air berupa waduk. Di
area pertanian yang dibelinya di daerah Jonggol, Bogor, ia mempraktikan
ide-idenya. Usaha pertanian berbasis Al Quran dan Sunnah banyak beliau pelajari
dan praktikan, mulai dari ternak lebah madu, kambing, bertani alfalfa, zaitun,
kurma, anggur hingga membuat pasar.
Ketika melewati
depan kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) beliau bercerita tentang
kegiatan saat diundang oleh fakultas ekonomi universitas-universitas di
Indonesia. Anehnya dari sekian banyak universitas yang membuka program ekonomi
Islam, hanya sedikit yang benar-benar mengaplikasikannya secara utuh. Kuatnya
sistem ekonomi barat menjadikan banyak ekonom Islam yang ragu menerapkan
ekonomi Islam. Berkaitan dengan ekonomi dan perbankan, Pak Iqbal merupakan
salah satu penggerak untuk mengenalkan mata uang dinar (emas) dan dirham
(perak). Lewat situs, geraidinar.com, banyak ulasan tentang Dinar dan Dirham.
Beliau juga membuat sebuah micro finance yang meminjamkan modal tanpa bunga.
Sebagai lulusan
Muhammadiyah dan dekat dengan Muhammadiyah, Pak Iqbal menyampaikan keinginannya
berbuat untuk Muhammadiyah. Saya sendiri cukup kaget mendengar pernyataan
beliau. Apa yang beliau cari di Muhammadiyah? Sedangkan kepakaran beliau sampai
saat ini mungkin tak tersentuh oleh para pengurus Muhammadiyah untuk
didayagunakan. Tapi pertanyaan itu langsung terjawab saat beliau mengungkap,
ingin membalas kebaikan yang diterima dari Muhammadiyah.
Tak heran, jika
beliau disela aktifitas yang padat, rela meluangkan waktu untuk memenuhi
undangan dari Pemuda Muhammadiyah Minggir sebagai pembicara dalam salah satu
bincang inspirasi. Untuk ide-ide dan waktunya yang mahal itu, beliau tak
mengharap apapun secara materiil. Bahkan beliau akan berusaha meluangkan
waktunya kembali jika ada acara di Yogyakarta.
Dengan ilmu, gagasan
dan kiprah beliau dalam dunia bisnis, ekonomi islam, dan pertanian, sudah
saatnya Muhammadiyah merangkul beliau untuk mengembangkan pemberdayaan
masyarakat di daerah-daerah yang menjadi binaan Muhammadiyah. Dengan
silaturahmi dan komunikasi yang baik saya pikir beliau akan menyambutnya dengan
senang. Sehingga gagasan-gagasan beliau akan dapat dinikmati masyarakat luas,
tak sebatas area Jonggol Farm di Bogor.
Sumber:
pcpmminggir.blogspot.com