Di berbagai seminar
pendidikan, kadang saya diamanahkan jadi narasumber. Hampir setiap kali dapat
pertanyaan. Bagaimana caranya untuk memajukan lembaga pendidikan atau sekolah?.
Atau yang lebih mudah faktor yang mempengaruhi kemajuan satu sekolah.
Setelah masuk tahun ke 5
menjadi kepala sekolah. Saya banyak belajar dari amanah dan tantangan yang
berat ini saya hadapi. Ini bukan pekerjaan ringan. Bukan hanya perlu manajemen
kepemimpinan juga di butuhkan manajemen emosi dan hati. Menjadi seorang kepala
sekolah dan guru bukan hanya sekedar bekerja tapi mendidik dan mengajar.
Menjadi uswatun hasanah.
Menjadi kepala sekolah dan
guru di Muhammadiyah wajib mencerahkan. Sesuai dengan keyakinan dan cita-cita
Muhammadiyah adalah menegakkan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam
dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi. Dari itulah tema rapat kerja kami mengangkat tema Sekolah Dakwah menuju
level Internasional.
Jawaban dari pertanyaan
bagaimana memajukan sekolah dan faktor yang mempengaruhinya adalah dua faktor
kepala sekolah dan guru. Menurut saya inilah faktor yang paling utama. Tanpa
kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah dan kemampuan guru mengelola kelas,
nihil Sekolah akan maju. Baru diikuti oleh faktor kurikulum, sarana dan
prasarana, sistem evaluasi dan faktor lainya.
Marilah jadi guru
pembelajar, guru yang tidak berhenti belajar. Guru yang mempersiapkan
pembelajaran yang matang. Kalau hanya sekedar masuk kelas, asal mengajar,
gaptek, sibuk hiruk pikuk akreditasi, kurang disiplin, sibuk hitung uang
traspor, kapan Sekolah akan maju? Menghayal itu.
Kepala sekolah harus
memilikimu jiwa kepemimpinan yang baik. Punya pengaruh, didengar oleh guru dan
mampu bekerja untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Begitu juga dengan guru,
gurulah yang mempengaruhi prestasi siswa. Bukan hanya prestasi di dunia tapi juga
berprestasi di akhirat. Lahirlah lulusan yang bersih aqidahnya, benar
ibadahnya, kuat fisiknya, punya karya dan punya kemandirian.
Rizki Dasilva
Pidie, 11 juli 2019