Sebaris kata-kata dari Pak
Yanto benar-benar menampar kesadaran saya tentang sekolah Muhammadiyah. Kata
yang meluncur dari pejuang pendidikan sejati. Bertahun-tahun mencoba mengangkat
citra sekolah Muhammadiyah. Dulu muridnya tak sampai dua ratus sampai kini
berubah menjadi sekolah jujugan dengan murid lebih dari lima ratus.
"Ada orang yang
mencibir, murid sekolah Muhammaadiyah kok merokok," urainya. Menurutnya
pihak sekolah sudah berusaha untuk melarang murid merokok. Tetapi biasanya
mereka merokok dari rumah. Kami di sini melarang, tetapi mereka di rumah melihat
Bapak mereka merokok.
Ia melanjutkan, banyak warga
Muhammadiyah yang berharap agar sekolah Muhammadiyah menjadi sekolah unggulan.
Punya prestasi mentereng. Hasil Unas bagus. Tetapi putra-putri para warga
Muhammadiyah yang pintar dan tertib malah disekolahkan di sekolah umum. Sedang
sekolah Muhammadiyah harus berjuang memenuhi kecukupan jumlah murid dengan
mati-matian.
Rerata mereka yang mendaftar
di Sekolah Muhammadiyah justru bukan putra-putri warga Muhammadiyah. Jangankan
berpikir belajar, mau berangkat sekolah saja sudah lumayan. Belum lagi dari
tingkat ekonomi, banyak yang dari keluarga tidak mampu.
Kadang logika menjadi
terbalik. "Saya akan mendaftarkan anak di Sekolah Muhammadiyah jika
sekolah tersebut punya kualitas bagus." Padahal input sangat mempengaruhi
output.
Maka menjadi aneh jika hanya
terus menuntut agar sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi baik. Sementara warga
Muhammadiyah sendiri bersikap acuh.
Sekarang sudah saatnya,
semua warga Muhammadiyah untuk saling bersinergi. Yang memiliki kemampuan
pemikiran bisa berkontribusi dengan pikiran. Yang memiliki harta benda bisa
menyumbang dengan harta benda dan sebagainya.
Momentum kebangkitan
Muhammadiyah telah kian tampak. Pilihan politik cerdas Muhammadiyah untuk dekat
tanpa menjilat, tegas tanpa menghujat erbukti mampu menarik simpati banyak kaum
Muslimin. Sekarang tinggal bagaimana mengelola sumber daya yang ada. Semoga
Matahari Muhammadiyah kian menyinari negeri. [e]
Dalam
perjalanan menuju Asrama Haji Donohudan